Makalah Observasi Terhadap Pemukiman Kumuh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi masih banyak kita temui pemukiman masyarakat miskin hampir setiap sudut kota. Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai pemukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang harus disingkirkan.
Maka dari itu kami mengharapkan Pemerintah lebih memperhatikan masalah ini, agar semua lapisan masyarakat dapat hidup lebih baik dengan lingkungan yang lebih terjaga kebersihan dan kerapihannya.
B. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui kehidupan sehari-hari masyarakat di pemukiman “Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara”.
2. Mengetahui keadaan lingkungan tempat tinggal masyarakat pemukiman “Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara”.
3. Guna memenuhi tugas mata kuliah.
C. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Menentukan tema apa yang akan dibahas. Tema yang akan dibahas adalah “Lingkungan Dan Interaksi Sosial”.
2. Dengan cara penelitian langsung ke objek penelitian, yaitu pemukiman “Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara”.
3. Melakukan wawancara dengan narasumber. Lalu mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan dari ketua RT setempat.
4. Mencari dan mengembangkan materi yang didapat melalui browsing internet yang berhubungan dengan materi yang akan kami sampaikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, Bapak Ibu guru, serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja, kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang
Lingkungan sosial sangat erat kaitannya dengan interaksi sosial, interaksi soaial adalah proses saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan suatu kelompok, suatu kelompok dengan kelompok yang lain. Interaksi sosial dapat disebut juga proses orang-orang yang berkomunikasi, saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Interaksi dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
Syarat-syarat Terbentuknya Interaksi Sosial:
1. Kontak sosial, dibedakan menjadi 3 yaitu
• Kontak sosial antar individu dengan individu
• Kontak sosial antara individu dengan kelompok
• Kontak sosial antara kelompok dengan kelompok lain
2. Komunikasi
Komunikasi adalah cara menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak yang lain, sehingga terjadi pengertian bersama.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, diantaranya :
1. Peremajaan Kota
Pendekatan konvensional yang paling populer adalah menggusur permukiman kumuh dan kemudian diganti oleh kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih bermartabat. Cara seperti ini yang sering disebut pula sebagai peremajaan kota bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menghilangkan kemiskinan dari perkotaan.
Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti dihilangkan tetapi tidak dengan menggusur masyarakat telah bermukim lama di lokasi tersebut. Menggusur adalah hanya sekedar memindahkan kemiskinan dari lokasi lama ke lokasi baru dan kemiskinan tidak berkurang. Bagi orang yang tergusur malahan penggusuran ini akan semakin menyulitkan kehidupan mereka karena mereka mesti beradaptasi dengan lokasi permukimannya yang baru.
Dari artikel tentang Kemiskinan dan Pemukiman Kumuh yang diambil dari Berbagai macam sumber, pendekatan peremajaan kota sering digunakan pada tahun 1950 dan 1960-an. Pada saat itu permukiman-permukiman masyarakat miskin di pusat kota digusur dan diganti dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih baik. Peremajaan kota ini menciptakan kondisi fisik perkotaan yang lebih baik tetapi sarat dengan masalah sosial. Kemiskinan hanya berpindah saja dan masyarakat miskin yang tergusur semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan karena akses mereka terhadap pekerjaan semakin sulit.
Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering disesali oleh para ahli perkotaan saat ini karena menyebabkan timbulnya masalah sosial seperti kemiskinan perkotaan yang semakin akut, gelandangan dan kriminalitas. Menyadari kesalahan yang dilakukan masa lalu, pada awal tahun 1990-an kota-kota di Amerika Serikat lebih banyak melibatkan masyarakat miskin dalam pembangunan perkotaannya dan tidak lagi menggusur mereka untuk menghilangkan kemiskinan di perkotaan.
2. Aktivitas Hijau oleh Masyarakat Miskin
Aktivitas hijau yang dilakukan oleh masyarakat saat ini amatlah jarang dilakukan, mengingat kurangnya kepedulian masyarakat itu sendiri maupun dari pihak pemerintah selaku pendorong kegiatan tersebut. Mestinya ini perlu adanya kerjasama dari kedua belah pihak.
Seperti yang dilakukan oleh warga Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara, yang berusaha mengelola sampah yang biasanya dibuang begitu saja, menjadi salah satu sumber penghidupan mereka. Sampah-sampah ini dimanfaatkan dengan cara memisahkan sampah organic dan non organic. Walaupun saat ini mereka baru bisa memanfaatkan sampah non organic seperti, plastik, maupun sisa-sisa karet dan kertas saja, namun mereka sudah memberikan manfaat baik dalam kehidupan masyarakat kota pada umumnya, maupun masyarakat Kampung Baru Badak Sumbu sendiri.
Pemanfaatan sumber daya hayati di sekitarpun menjadi salah satu contoh aktivitas hijau yang dilakukan masyarakat Kampung Baru Badak Sumbu. Mereka mencari cacing untuk menafkahi keluarganya. Ini juga menjadikan sumber penghidupan mereka.
Aktivitas hijau lainnya adalah memanfaatkan lahan yang mereka tempati sebagai budi daya ikan lele. Dengan begitu lahan menjadi bermanfaat.
3. Sosialisasi Tentang Masalah Lingkungan Sehat
Menyadari pentingnya lingkungan sehat pemerintah bukan malah memberikan sosialisasi kepada warga di pemukiman kumuh, malah sering kali langsung memberi tindakan kepada pihak terkait dengan melakukan penggusuran pemukiman yang dianggap mengganggu pemandangan kota, dan merubah pemukiman kumuh tersebut menjadi bangunan-bangunan baru yang mereka anggap lebih terlihat rapi dan bersih.
Ini menjadikan sosialisasi tentang lingkungan sehat dan bersih perlu dilakukan baik dari pihak pemerintah, maupun pihak masyarakat kota yang ingin menjadikan kota terlihat rapi dan bersih. tentang bagaimana menjadikan lingkungan kumuh ini menjadi lingkungan yang sehat dan rapi, sehingga tidak lagi menjadi lingkungan yang kotor dan kumuh. Contohnya lewat media massa maupun elektronik dengan menayangkan iklan tentang himbauan-himbauan bagainmana menjadikan lingkungan yang sehat dan rapi. Satu hal lagi agar penyelesaian masalah ini dapat terselesaikan pada masyarakat, maka perlu diujicobakan pada sekelompok kecil sasaran, disempurnakan dan selanjutnya dapat diterapkan pada masyarakat yang lebih luas
Meningkatkan pengetahuan kemudian mengubah sikap dan perilaku mereka bukan perkara mudah untuk diselesaikan. Perlu adanya kerjasama kita semua. Ini juga perlu dilakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien
4. Aktivitas Pelatihan dan Ketrampilan
Dengan memberikan pelatihan dan ketrampilan kepada masyarakat miskin di pemukiman kumuh, setidaknya bisa membantu mengurangi masalah pengangguran dan kemiskinan yang timbul akibat pendatang yang tidak mempunyai skill dalam bekerja, maupun rendahnya pendidikan yang mereka dapat.
Program pemerintah yang kini sedang diupayakan adalah program PNPM Mandiri. Masyarakat Kampung Baru Badak Sumbu juga ingin merasakan program pemerintah tersebut. Selain program koperasi yang sudah ada, mereka juga ingin lebih mengetahui tentang pelatihan yang mungkin nantinya diharapkan bisa menambah pengetahuan maupun skill yang menunjang pekerjaan mereka saat ini. Seperti pengelolaan sampah, budi daya cacing, serta budi daya ikan lele.
C. Laporan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Desa “ Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara.
2. Objek Penelitian
Narasumber :
- Bapak Buaya Darat dan Tetangganya
- Bapak Ular Pyhton (Ketua RT) dan Keluarganya
3. Tanggal Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 30 Mei 2022.
D. TINJAUAN PENELITIAN
A. LINGKUNGAN
1. Lingkungan Pemukiman
Keadaan pemukiman “Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara” kondisinya sangat memprihatinkan, dilihat dari bangunan, jalan umum, sarana umum, semuanya tidak memadai. Dari bangunannya sendiri, mereka menggunakan seng sebagai dinding dan atap. Dan posisi bangunanpun sudah miring karena permukaan tanah sudah tidak rata. Jalan umum masih berupa tanah merah, sehingga kalau terjadi hujan tanahnya akan berlumpur. Sarana umum seperti tempat sampah tidak ada, sehingga warga sekitar membuang sampah di pinggir lapangan dan sampah-sampah itu akhirnya menumpuk, sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Sarana seperti Musholla, dan jembatan pada saat ini sedang dalam tahap renovasi, karena ada sebagian bangunan yang sudah agak rapuh.
2. Kehidupan Masyarakat
Ditengah kehidupan masyarakat modern saat ini, masih banyak kehidupan yang kita lupakan dibalik kokohnya Gedung – Gedung tinggi yang berdiri. Seperti yang kami temui di “Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara” lingkungan disana sangat berbeda dengan kondisi kehidupan masyarakat Modern saat ini. Diatas lahan pemerintah, mereka mendirikan bangunan sebagai tempat tinggal, meski dengan bahan seadanya.
Menurut Bapak buaya Muara yang sejak tahun 1989 menempati pemukiman tersebut, asal mula berdirinya pemukiman di daerah ini adalah dikarenakan orang-orang sekitar yang melihat lahan yang berupa rawa itu kurang bermanfaat maka orang-orang tersebut memanfaatkan lahan itu sebagai tempat bercocok tanam, namun lama kelamaan orang-orang tersebut mendirikan bangunan untuk mereka jadikan tempat tinggal. Lalu disusul lagi oleh orang-orang perantau yang berniat mengadu nasib di kota ini. Akhirnya satu persatu bangunan berdiri dan kian lama makin bertambah. Sampai-sampai mayoritas warga kampung ini adalah orang-orang perantauan, ada yang dari Jakarta, Medan, NTT, Garut, dan sebagainya. Mata pencaharian warga di daerah inipun bermacam-macam, ada yang berdagang, usaha tempe, usaha tahu, usaha oncom, mencari cacing, mencari ikan dan ada juga yang beternak Lele dan Unggas. Namun mayoritas mata pencaharian warga adalah pedagang.
Keberadaan masyarakat di daerah ini pada dasarnya lahir sebagai akibat proses pembangunan. Perjuangan untuk bertahan hidup ditengah zaman modernisasi memaksa mereka memeras keringat untuk menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak-anak mereka. Lihat saja kehidupan keluarga Bapak Buaya Muara, dia adalah seorang kepala keluarga dari 3 orang anak. Dengan hanya membuka usaha warung kecil-kecilan namun ia berusaha sekeras mungkin untuk menyekolahkan anak-anaknya. Harapan mereka adalah agar anak-anak mereka tidak seperti orang tuanya, dan berharap anak mereka bisa menopang perekonomian keluarganya dengan lebih layak.
3. Masalah Yang dihadapi
Mengingat lahan tersebut adalah milik pemerintah, entah berapa lama pemukiman tersebut bisa bertahan, inilah yang menjadi permasalahan mereka saat ini, dan jika masyarakat tersebut berlama-lama tinggal di daerah itu semakin banyak masalah yang timbul ditengah-tengah mereka. Contohnya, masalah pendidikan, kesehatan, dan masalah yang timbul karena kesenjangan sosial yang terjadi. Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat di wilayah kumuh sangat rendah, sementara jumlah tanggungan keluarganya cukup banyak. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka harus bekerja keras, itupun kadang-kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan empat sehat, apalagi lima sempurna.
Kondisi demikian tentu saja membuat mereka rentan terhadap penyakit. Apalagi kondisi perumahan dan lingkungan yang kumuh mudah mempercepat berkembangnya bibit penyakit. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kesehatan dan lingkungan hidup ini perlu dipahami pada masyarakat yang bermukim di wilayah kumuh. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan kemudian mengubah sikap dan perilakunya, dan perlu dilakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien.
4. Harapan Masyarakat
Harapan Masyarakat “Kampung Baru RT 021/045, Desa Badak Sumbu, Kab. Hutan, Prov. Belantara” adalah:
• Warga mengharapkan agar pemerintah tidak menggusur areal pemukiman, dikarenakan para warga tidak mempunyai tempat tinggal lain selain pemukiman tersebut.
• Warga mengharapkan apabila suatu saat nanti kampung yang mereka tempati akan digusur, agar diberikan surat pemberitahuan satu minggu sebelumnya.
• Warga mengharapkan adanya ganti rugi yang pantas apabila suatu saat ada penggusuran.
B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Interaksi Sosial Antar Warga
Interaksi sosial yang terjadi antar warga terjalin sangat baik, semua bisa dilihat dari kerukunan antar tetangga. Dan untuk menjaga kerukunan antar warga tersebut Ketua RT setempat mempunyai beberapa program, diantaranya adalah:
- PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
- Posyandu
- Pendidikan rohani
-Pengajian hari minggu untuk para Ibu
- Pengajian setiap malam jum’at untuk para Bapak dan Remaja
- Gotong Royong
- Siskamling
- Pemilihan RT
2. Interaksi Sosial Antar Warga Dengan Warga Lain
Interaksi sosial yang terjadi antar warga dengan warga lain terjalin dengan baik. Salah satu bentuk interaksi sosialnya adalah melalui turnamen-turnamen olah raga, seperti sepak bola. Dan pada saat ada acara nasional seperti Peringatan 17 Agustus, warga sekitar dengan warga yang lain bersatu untuk memperingatinya.
3. Interaksi Sosial Antar Warga Dengan Pemerintah
Interaksi sosial yang terjadi antar warga dengan pemerintah terjalin dengan baik, meski terkadang tidak semua aspirasi warga didengar. Berikut bentuk kepedulian pemerintah yang sudah terealisasi pada warga:
4. Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT)
- Beras Miskin (Raskin)
- Beasiswa untuk anak kurang mampu
Ketua RT saat ini sedang mengupayakan agar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri bisa direalisasikan pada daerahnya, mereka berharap bisa mengikuti program tersebut guna meningkatkan perekonomian mereka nantinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada partisipasi masyarakat di wilayah kumuh adalah pendidikan, lama tinggal di lokasi penelitian, aktivitas komunikasi, serta tingkat pengetahuan terhadap kesehatan dan lingkungan hidup. Langkah awal yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan lingkungan hidup di pemukiman kumuh adalah meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya menciptakan lingkungan hidup yang bersih, kemudian mengubah sikap dan perilakunya.
Masalah sosial yang krusial untuk segera diatasi adalah masalah narkoba, pelayanan kesehatan, sampah, kepadatan penduduk dan MCK, karenanya produk sosial yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu segera dilakukan. Penggunaan media massa televisi merupakan media massa yang paling tepat untuk masyarakat dan dilengkapi dengan komunikasi interpersonal. Agar strategi yang disusun ini aplicable pada masyarakat maka perlu diujicobakan pada sekelompok kecil masyarakat, disempurnakan dan selanjutnya dapat diterapkan pada msyarakat yang lebih luas.
B. Saran
Adapun saran-saran yang penyusun sampaikan sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah setempat, dalam hal ini kelurahan. Dapat melakukan kegiatan penyuluhan dengan bekerjasama dengan instansi terkait dengan materi yang berhubungan dengan konsep praktis tentang penyelesaian masalah utama yang dihadapi masyarakat di lingkungan kumuh, khususnya tentang pemerataan, peningkatan pengetahuan, dan kesadaran hukum.
2. Pemerintah dapat mengupayakan rehabilitasi terhadap peningkatan dan pemanfaatan sumber daya masyarakat, dapat dilakukan dengan pelatihan keterampilan, penyaluran tenaga kerja secara resmi atau penampungan terhadap warga-warga tuna karya.
3. Upaya dibidang penanggulangan pemukiman kumuh, dengan cara yang lebih manusiawi dan mempertimbangkan jalan keluar terbaik dan memihak kepada kepentingan masyarakat pemukiman kumuh. Penanggulangan tidak dilakukan secara brutal dengan menggusur tanpa pemberitahuan dan batas waktu yang cukup.
Demikian laporan observasi yang kami lakukan, tentu saja banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini seperti orang memukul kelapa walaupun sedikit tentu saja masih ada cikal sisanya. Demikian ungkapan yang mengandung arti bahwa tidak ada suatu apapun yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca yang budiman dan apabila ada kekurangan yang tidak berkenan di hati para pembaca mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar