ANCAMAN BAGI IDENTITAS NASIONAL

 Eksistensi  suatu  bangsa  pada  era  globalisasi  dewasa  ini  mendapat tantangan  yang  sangat  kuat,  terutama  karena  pengaruh  kekuasaan internasional. Menurut Berger  dalam  The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah  mengubah  masyarakat  satu  persatu  dan  menjadi  system  internasional  yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa  di dunia, dan secara tidak  langsung  juga  nasib,  social,  politik  dan  kebudayaan  (Berger,  1988). Perubahan  global  ini  menurut  Fukuyama  (1989  :  48),  membawa  perubahan suatu  ideologi,  yaitu  dari  ideologi  partikular  kearah  ideologi  universal,  dan dalam kondisi seperti ini, kapitalismelah yang akan menguasainya.

Oleh  karena  itu,  agar  suatu  bangsa  khususnya  bangsa  Indonesia  tetap eksis  dalam  menghadapi  globalisasi  maka  harus  tetap  meletakan  jatidiri  dan   identitas  nasional  yang  merupakan  kepribadian  bangsa  Indonesia  sebagai  dasar  pengembangan  kreatifitas  budaya  globalisasi.  Sebagaimana  terjadi  di berbagai  negara di dunia,  justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang  cenderung  menghancurkan  nasionalisme,  muncullah  kebangkitan kembali kesadaran nasional.

Identitas  bagi  kebanyakan  orang  adalah  selembar  kartu  nama  yang mengukuhkan keberadaan mereka dengan sebuah nama, profesi dan kedudukan. Secara  etimologis,  kata  nation  berakar  dari  kata  Bahasa  Latin  natio.  Kata natio  sendiri  memiliki  akar  kata  nasci,  yang  dalam  penggunaan  klasiknya cendrung memiliki makna negatif (peyoratif). Identitas  Nasional   secara  terminologis  adalah  suatu ciri yang  dimiliki oleh suatu  bangsa  yang  secara  filosofis  membedakan  bangsa  tersebut  dengan  bangsa yang  lain.  Istilah  kepribadian  sebagai  suatu  identitas  adalah  keseluruhan  atau totalitas  dari  faktor-faktor  biologis,  psikologis  dan  sosiologis  yang  mendasari tingkah  laku  individu.  Sedangkan  bangsa  pada  hakikatnya  adalah  sekelompok besar  manusia  yang  mempunyai  persamaan  nasib  dalam  proses  sejarahnya, sehingga  mempunyai  persamaan  watak  atau  karakter  yang  kuat  untuk  bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagi suatu “kesatuan nasional”. Oleh  karena  itu, agar  suatu  bangsa  khususnya  bangsa  Indonesia tetap  eksis dalam  menghadapi  globalisasi  maka  harus  tetap  meletakan  jatidiri  dan  identitas nasional  yang  merupakan  kepribadian  bangsa  Indonesia  sebagai  dasar pengembangan  kreatifitas  budaya  globalisasi.  Sebagaimana  terjadi  di  berbagai negara  di  dunia,  justru  dalam  era  globalisasi  dengan  penuh  tantangan  yang cenderung  menghancurkan  nasionalisme,  muncullah  kebangkitan  kembali kesadaran nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar