Metode kritik sastra psikologis

Metode kritik sastra psikologis
kritik sastra psikologis adalah suatu metode pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusia senantiasa memperhatikan prilaku yang beragam, sehingga bila kita ingin memahami manusia lebih dalam maka kita membutuhkan Pisikologi, lebih-lebih di zaman yang serba berkaitan dengan ilmu tehnologi yang canggih ini, manusia memiliki konflik kejiwaan yang yang bermula dari sikap tertentu yang akhirnya berpengaruh dalam kehidupannya. 
Penjelajahan ke dalam batin atau kejiwaan untuk menetahui lebih dalam tentang seluk beluk manusia yang unik ini merupakan sesuatu yang merangsang. Banyak penulis yang berusaha mendalami masalah pisikologi seiring dengan itu banyak penelaah  atau peneliti sastra yang mencoba memahami karya sastra dengan bantuan pisikologi. Memang benar setiap permasalahan kehidupan manusia dapat dikembalikan kedalam teori-teori pisikologis. 
Berangkat dari pemikiran semacam itu muncullah  pendekatan Pisikologis dalam telaah atau penelitian sastra. Para pakar pisikologis terkemuka seperti Jung, Adler, freud, dan Brill memberikan infirasi yang cukup banyak tentang pemecahan masalah  misrteri tingkah laku manusia melalui teori-teori pisikologi. Namun hanya Freud yang secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai akibat dari tekanan dan tinbunan masalah dibawah alam sadar yang kemudian disumlimasikan kedalam bentuk penciptaan karya seni pisikologi yang di bawa oleh Freud ini disebut pisikologianalisis yang bayank diterapkan dalam penelitian sastra lewat bpendekatan pisikologi.
a.    Konsepsi dan Kriteria Pisikoanalisis
Kritik psikoanalisis dilakukan berdasarkan psikologi yang ada dalam diri manusia. Dalam dirinya terdapat id, ego, dan super-ego yang menyebabkan manusia selalu berada dalam keadaan berperang dalam dirinya apabila terjadi ketidakseimbangan antara ketiganya. Akan tetapi ketiganya bekerjasama seimbang dan melahirkan watak yang wajar. Dalam metode pendekatan psikoanalisis kajian sastra yang diambil hanya bagian-bagian yang sesuai dengan teori psikoanalasis.
Berikut ini beberapa konsepsi dasar kriteria yang digunakan dalam metode pendekatan psikoanalisis:
1.    Karya sastra merupakan produk dari jiwa dan pemikiran pengarang yang berada dalam setengah sadar atau subconcius setelah mendapat bentuk yang jelas secara sadar atau concious dalam bentuk penciptaan karya sastra.
2.    Kualitas karya sastra ditentukan oleh bentuk proses penciptaan dari tingkat pertama, yaitu keadaan setengah sadar di bawah alam sadar kepada tingkat kedua, yaitu dibawah keadaan sadar.
3.    Menurut metode psikoanalisis, karya yang berkualitas adalah karya sastra yang mampu menyajikan simbol, wawasan, kepercayaan, tradisi, moral, budaya dan lain-lain.
4.    Karya sastra menurut metode psikoanalisis adalah karya sastra yang mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia.
5.    Kebebasan sastrawan atau pembuat karya sastra sangat dihargai. Dia memiliki kebebasan yang istimewa, yaitu berupaya mengkongkritkan gejolak batin yang ada dalam dirinya.
b.    Metode atau Langkah
Freud mengatakan dalam teori psikoanalisisnya bahwa dalam mengarang, sastrawan diserang oleh penyakit jiwa yang disebut ‘neurosis’ bahkan sampai ‘psikosis’ seperti sakit mental. Berikut ini digambarkan metode atau langkah kerja pendekatan atau metode psikologis.
1.    Metode psikologis menekankan analisis terhadap keseluruhan karya sastra baik segi intrinsik maupun segi ekstrinsik. Namun metode ini lebih ditekankan pada segi intrinsik sesuai dengan penokohan atau perwatakan.
2.    Segi ekstrinsik perlu dibahas yang menyangkut dengan permasalah jiwanya. Dengan memahami segi kejiwaan pengarang, akan sangat membantu dalam karakter cerita atau karya sastra yang ditulisnya.
3.    Di samping menganalisis perwatakan dalam segi psikologis, mengurai tentang tema karya sastra itu sendiri juga perlu dilakukan.
4.    Analisis dapat diteruskan kepada analisis kesan pembaca, karena karya sastra sangat berpengaruh dalam respon pembaca yang menimbulkan kesan pada pembaca dan berdampak didaktis bagi dirinya.
c.    Kekuatan dan Kelemahan Metode Psikoanalisis.
Melalui pendekatan psikologi, dapat menimbulkan kesan bahwa pendekatan ini menjurus pada pemanfaatan ilmu jiwa yang rumit, abstrak dan kompleks. Sungguh meskipun begitu, metode psikoanalisis ini memiliki kekuatan, yaitu:
1.    Sangat sesuai untuk mengkaji secara mendalam aspek perwatakan.
2.    Metode ini memberi timbal balik kepada penulis atau sastrawan tentang masalah perwatakan yang dikembangkannya.
3.    Sangat membantu dalam menganalisis karya sastra surcalis, abstrak, atau absurd dan akhirnya dapat membantu pembaca memahami karya sastra semacam itu.
Metode ini juga memiliki kelemahan dalam menerapkannya dalam kritik sastra. Kelemahan tersebut dapat digarisbesarkan sebagai berikut:
1.    Mengharuskan kritikus untuk mengetahui ilmu kejiwaan.
2.    Banyak hal yang abstrak yang sukar dipecahkan tentang perilaku dan motif tindakan.
3.    Sukar diketahui kaitan tindakan yang satu dengan yang lain, karena dalam cerita kadang tokoh itu ‘mati’.
4.    Tidak mudah mengetahui apakah pengalaman yang menimpa tokoh itu merupakan pengalaman pengarang langsung atau bukan.
5.    Metode ini lebih mudah jika seorang pengarang menulis jujur sesuai dengan penglaman hidup dan karakternya, karena jika pengarang tidak jujur dalam membuat karyanya, maka kajian tentang riwayat hidup pengarang pun tidak ada gunanya.
6.    Sampai saat ini teori yang dikemukakan Freud belum dapat dibuktikan secara saintifik dan masih banyak hal yang bersifat metafor dan merupakan misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar