TEORI BELAJAR
EDWARD LEE THORNDIKE
Disusun Oleh:
Teknologi
Pendidikan
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Teori belajar
selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Dengan
perkembangannya psikologi dalam pendidikan, maka berbarengan dengan itu
bermunculan pula berbagai teori tentang belajar, justeru dapat dikatakan bahwa
dengan tumbuhnya pengetahuan tentang belajar. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi
berkembang sangat pesat. Didalam masa perkembangan psikologi pendidikan dijaman
mutakkhir ini muncullah secara beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan,
masing-masing yaitu :
- Psikologi
Behavioristik
- Psikologi
Kognitif, dan
- Psikologi
Humanistic.
B. Permasalahan
Dari ketiga
aliran psikologi tersebut, behavioristik adalah merupakan salah satu aliran
yang dimiliki oleh Edward Lee Thorndike sehingga dalam makalah ini penulis akan
mengangkat tentang :
1. Biografi
Edward Lee Thorndike
2. Bagaimana
teori-teori Edward L.T. ?, dan
3. Apa saja
hukum-hukum yang digunakan Edward L.T. ?
C. Batasan
Masalah
Dalam
pembahasan masalah, penulis membatasi ruang lingkup hanya pada ketiga aspek
tersebut diatas.
D. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pengetahuan
mahasiswa/mahasiswi pada muta kuliah psikologi pendidikan terutama tentang
pemikiran dan teori-teori Edward Lee Thorndike sesuai dengan makalah yang
penulis susun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Edward Lee Thorndike
Edward lee
thorndike meski secara teknis seorang fungsionalis, namun ia telah membentuk
tahapan behaviorisme Rusia dalam versi Amerika. Thorndike (1874-1949) mendapat
gelar sarjananya dari Wesleyan University di Connecticut pada tahun 1895, dan
master dari Hardvard pada tahun 1897. ketika disana, dia mengikuti kelasnya
Williyams James dan merekapun cepat menjadi akrab.dia menerima bea siswa di
Colombia, dan mendapatkan gelar PhD-nya tahun 1898. kemudian dia tinggal dan
mengajar diColombia sampai pension pada tahun 1940.[1]
Dan dia
menerbitkan suatu buku yang berjudul “Animal intelligence, An experimental
study of associationprocess in Animal”. Buku ini yang merupakan hasil
penelitian Thorndike terhadap tingkah beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing,
dan burung.yang mencerminkan prinsip dasar dari proses belajar yang dianut oleh
Thorndike yaitu bahwa dasar dari belajar (learning) tidak laian sebenaranya
adalah asosiasi, suatu stimulum akan menimbulkan suatu respon tertentu.
Teori ini
disebutdengan teori S-R. dalam teori S-R di katakana bahwa dalam proses
belajar, pertama kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah
(Trial end error). Kalau organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung
masalah, maka organisme itu akan mengeluarkan serentakan tingkah laku dari
kumpulan tingkah laku yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
Berdasarkan pengalaman itulah , maka pada saat menghadai masalah yang serupa,
organisme sudah tahu tingkah laku mana yang harus di keleluarkan nya untuk memecahkan
masalah. Ia mengasosiasikan suatu masalah tertentu dengan suatu tingkah laku
tertentu. Seekor kucing misalnya, yang di masukkan dalam kandang yang terkunci
akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar dan sebagainya sampai suatu saat
secara kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang
itu terbuka. Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia
dimasukkan dalam kandag yang sama.[2]
B. Teori
Belajar yang di Kemukakan Edward Leer Thorndike
Pada mulanya,
pendidikan dan pengajaran di amerika serikat di dominasi oleh pengaruh dari
Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism” karena
belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan
respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dlam rangkan menilai
respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya
atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang antara
lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.
Objek penelitian
di hadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek
melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini
objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam
membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.
Ciri-ciri
belajar dengan trial and error :
1. Ada motif
pendorong aktivitas
2. ada berbagai
respon terhadap situasi
3. ada
aliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4. ada kemajuan
reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu.[3]
C. Hukum-Hukum
yang digunakan Edward Lee Thorndike
1. Hukum
latihan :
Hukum ini pada dasarnya sama dengan hukum prekuensinya Aristoteles, jika asosiasi (atau koneksi neural) lebih sering digunanakan, maka koneksinya akan lebih kuat, sedangkan yang paling kurang penggunaannya, maka paling lemahlah koneksinya, dua hal inilah yang berturut-turut disebut dengan hukum kegunaan dan ketidak bergunaan.
2. Hukum efek
Ketika sebuah
asosiasi kemudian di ikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka hasilnya menguat
begitu juga sebaliknya ketika sebua asosiasi di ikuti dengan keadaanyang
memuaskan, maka koneksinya melemah, kecuali untuk bahasa “mentalistik’
(kepuasan bukanlah prilaku), karena hal itu sama dengan pengondisian operasi
coperant Conditioning)-nya Skiner.
Pada tahun
1929, penelitiannya telah membawanya keluar dari semua dal diatas kecuali apa
yang yang kita sebut sekarang dengan penguatan (reinforcement).[4]
Thorndike yang
dikenal karena kajiannya tentang Transfer pelatihan (Transfer or Training),
kemudian ia percaya (dan masih sering percaya) bahwa mengkaji subjek-subjek
sulit meskipun anda tidak akan pernah menggunakannya. Adalah bagus buat anda
karena hal itu memperkuat pikiran anda. Hal ini adalah sejenis latihan yang
bias memperkuat otot-otot anda. Hal itu kemudian di gunakan kembali untuk
membenarkan cara anak belajar bahasa latin, seperti halnya yang digunakan saat
ini. untuk membenarkan cara anak belajar kalkulus. Namun dia menyatakan bahwa
hanya keserupaan objek kedua dengan yang pertama sama saja yang bias mengarah
pada pembelajaran yang meningkat hasilnya dalam subjek kedua. Jadi bahasa latin
munglkin membantu anda belajar bahasa Italia, atau belajar aljabar mungkin
membantu anda belajar kalkulus, tetapi bahasa latin tidak akan pernah membantu
anda belajar kalkulus atau hal-hal lain yang berbeda.
3. Hukum
kesiapan (Law of Readiness)
Jika suatu
organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka
pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari uraian
diatas maka dapat diambil berapa kesimpulan :
1. Teori
belajar yang dekemukakan Edward Lee Thorndike disebut dengan teori
Connectionism atau dapat juga di sebut Trial and ErrorLearning.
2. Ciri-ciri
Belajar dengan Trial and error adalah :
a. Ada motif
pendorong aktivitas
b. Ada berbagai
respon terhadap situasi
c. Ada
eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
d. Ada kemajuan
reaksi-reaksi mencapai tujuan
3. Hukum-hukum
yang digunakan Edward Leet adalah hukum latihan dan hukum efek.
DAFTAR PUSTAKA
-
Boeree,George, 2005, Sejarah Psikologi, Jakatra: Prima Shopie
- Soemanto,
Wasty, 1998, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
- Wirawan, Sartito, 2006, Berkenalan dengan Aliran-aliran
dan Tokoh-Tokoh Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar