TEORI EDWARD LEE THORNDIKE

TEORI BELAJAR EDWARD LEE THORNDIKE

 

 

 

 

Disusun Oleh:

 

 

Teknologi Pendidikan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS

2020

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Dengan perkembangannya psikologi dalam pendidikan, maka berbarengan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar, justeru dapat dikatakan bahwa dengan tumbuhnya pengetahuan tentang belajar. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Didalam masa perkembangan psikologi pendidikan dijaman mutakkhir ini muncullah secara beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan, masing-masing yaitu :

- Psikologi Behavioristik

- Psikologi Kognitif, dan

- Psikologi Humanistic.

B. Permasalahan

Dari ketiga aliran psikologi tersebut, behavioristik adalah merupakan salah satu aliran yang dimiliki oleh Edward Lee Thorndike sehingga dalam makalah ini penulis akan mengangkat tentang :

1. Biografi Edward Lee Thorndike

2. Bagaimana teori-teori Edward L.T. ?, dan

3. Apa saja hukum-hukum yang digunakan Edward L.T. ?

 

 

C. Batasan Masalah

Dalam pembahasan masalah, penulis membatasi ruang lingkup hanya pada ketiga aspek tersebut diatas.

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa/mahasiswi pada muta kuliah psikologi pendidikan terutama tentang pemikiran dan teori-teori Edward Lee Thorndike sesuai dengan makalah yang penulis susun.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Biografi Edward Lee Thorndike

Edward lee thorndike meski secara teknis seorang fungsionalis, namun ia telah membentuk tahapan behaviorisme Rusia dalam versi Amerika. Thorndike (1874-1949) mendapat gelar sarjananya dari Wesleyan University di Connecticut pada tahun 1895, dan master dari Hardvard pada tahun 1897. ketika disana, dia mengikuti kelasnya Williyams James dan merekapun cepat menjadi akrab.dia menerima bea siswa di Colombia, dan mendapatkan gelar PhD-nya tahun 1898. kemudian dia tinggal dan mengajar diColombia sampai pension pada tahun 1940.[1]

Dan dia menerbitkan suatu buku yang berjudul “Animal intelligence, An experimental study of associationprocess in Animal”. Buku ini yang merupakan hasil penelitian Thorndike terhadap tingkah beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, dan burung.yang mencerminkan prinsip dasar dari proses belajar yang dianut oleh Thorndike yaitu bahwa dasar dari belajar (learning) tidak laian sebenaranya adalah asosiasi, suatu stimulum akan menimbulkan suatu respon tertentu.

Teori ini disebutdengan teori S-R. dalam teori S-R di katakana bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme (Hewan, Orang) belajar dengan cara coba salah (Trial end error). Kalau organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, maka organisme itu akan mengeluarkan serentakan tingkah laku dari kumpulan tingkah laku yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu. Berdasarkan pengalaman itulah , maka pada saat menghadai masalah yang serupa, organisme sudah tahu tingkah laku mana yang harus di keleluarkan nya untuk memecahkan masalah. Ia mengasosiasikan suatu masalah tertentu dengan suatu tingkah laku tertentu. Seekor kucing misalnya, yang di masukkan dalam kandang yang terkunci akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar dan sebagainya sampai suatu saat secara kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka. Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandag yang sama.[2]

B. Teori Belajar yang di Kemukakan Edward Leer Thorndike

Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di amerika serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dlam rangkan menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.

Objek penelitian di hadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.

Ciri-ciri belajar dengan trial and error :

1. Ada motif pendorong aktivitas

2. ada berbagai respon terhadap situasi

3. ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah

4. ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu.[3]

 

C. Hukum-Hukum yang digunakan Edward Lee Thorndike

1. Hukum latihan :

Hukum ini pada dasarnya sama dengan hukum prekuensinya Aristoteles, jika asosiasi (atau koneksi neural) lebih sering digunanakan, maka koneksinya akan lebih kuat, sedangkan yang paling kurang penggunaannya, maka paling lemahlah koneksinya, dua hal inilah yang berturut-turut disebut dengan hukum kegunaan dan ketidak bergunaan.

 

2. Hukum efek

Ketika sebuah asosiasi kemudian di ikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka hasilnya menguat begitu juga sebaliknya ketika sebua asosiasi di ikuti dengan keadaanyang memuaskan, maka koneksinya melemah, kecuali untuk bahasa “mentalistik’ (kepuasan bukanlah prilaku), karena hal itu sama dengan pengondisian operasi coperant Conditioning)-nya Skiner.

Pada tahun 1929, penelitiannya telah membawanya keluar dari semua dal diatas kecuali apa yang yang kita sebut sekarang dengan penguatan (reinforcement).[4]

Thorndike yang dikenal karena kajiannya tentang Transfer pelatihan (Transfer or Training), kemudian ia percaya (dan masih sering percaya) bahwa mengkaji subjek-subjek sulit meskipun anda tidak akan pernah menggunakannya. Adalah bagus buat anda karena hal itu memperkuat pikiran anda. Hal ini adalah sejenis latihan yang bias memperkuat otot-otot anda. Hal itu kemudian di gunakan kembali untuk membenarkan cara anak belajar bahasa latin, seperti halnya yang digunakan saat ini. untuk membenarkan cara anak belajar kalkulus. Namun dia menyatakan bahwa hanya keserupaan objek kedua dengan yang pertama sama saja yang bias mengarah pada pembelajaran yang meningkat hasilnya dalam subjek kedua. Jadi bahasa latin munglkin membantu anda belajar bahasa Italia, atau belajar aljabar mungkin membantu anda belajar kalkulus, tetapi bahasa latin tidak akan pernah membantu anda belajar kalkulus atau hal-hal lain yang berbeda.

3. Hukum kesiapan (Law of Readiness)

 

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan :

Dari uraian diatas maka dapat diambil berapa kesimpulan :

1. Teori belajar yang dekemukakan Edward Lee Thorndike disebut dengan teori Connectionism atau dapat juga di sebut Trial and ErrorLearning.

2. Ciri-ciri Belajar dengan Trial and error adalah :

a. Ada motif pendorong aktivitas

b. Ada berbagai respon terhadap situasi

c. Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah

d. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan

3. Hukum-hukum yang digunakan Edward Leet adalah hukum latihan dan hukum efek.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

- Boeree,George, 2005, Sejarah Psikologi, Jakatra: Prima Shopie

- Soemanto, Wasty, 1998, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

- Wirawan, Sartito, 2006, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar