MAKALAH GEOLOGI Nusa Tenggara (Sunda kecil)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara ialah gugusan pulau di sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat sehingga Pulau Timor di sebelah timur. Kepulauan Sunda Kecil termasuk wilayah negara Indonesia kecuali bagian timur Pulau Timor yang termasuk wilayah negara Timor Timur. Di Indonesia, kepulauan ini terdiri dari tiga buah provinsi, yaitu (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sunda kecil juga memiliki cerita geologi seperti halnya pulau-pulau lainnya. Secara goelogis Sunda kecil memeiliki karakteristik yang khas karena terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar dimulai dari Pulau Bali hingga Pulau Timor. Sunda kecil merupakan hasil bentukan dari lempeng Samudra Hindia yang bergerak kearah utara dan mendesak lempeng Eurasia. Pulau-pulau di wilayah Sunda Kecil memiliki banyak gunung api yang masih aktif, gunung api ini merupakan jaluran dari pegunungan Busur Sunda (Jaluran Pegunungan Mediteran).
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas rumusan masalah yang perlu dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Bagaimana peta geologi kepulauan Sunda Kecil?
2.Bagaimana setting atau cerita geologi dari kepulaun Sunda Kecil?
3.Bagaimana struktur geologi kepulauan Sunda Kecil?
4.Bagaimana stratigrafi batuan di kepulauan Sunda Kecil?
C.Tujuan
Tujuan kita dalam menyusun makalah tentang Sunda Kecil adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui letak Sunda Kecil berdasarkan peta yang ada
2.Untuk mendeskripsikan setting geologi kepulauan sunda Kecil
3.Untuk mendeskripsikan struktur geologi kepulauan Sunda Kecil
4.Untuk mendeskripsikan stratigrafi batuan di kepulauan Sunda Kecil
D.Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh dalam menyusun makalah ini adalah kita dapat menambah pengetahuan tentang kondisi geologis Indonesia secara umum dan kepulauan Sunda Kecil secara khusus. Dengan makalah ini kita juga lebih mengetahui proses-proses geologis yang terjadi di daerah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Peta Geologi Sunda Kecil
B.Setting (Cerita) Geologi Sunda Kecil
Pulau Kepulauan Sunda Kecil merupakan bagian dari Sistem Pegununggan Sunda. Evolusi orogenesa di kawasan berhubungan dengan Busur Banda. Sund kecil yang terdiri dari pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor-timor.
Lombok dan Sumbawa merupakan dua pulau oseanik. yang dimaksud dengan Pulau oseanik di sini merupakan pulau yang muncul dari kerak samudra yang terisolasi dari kerak benua sebagai hasil subduksi oseanik ke oseanik. penyusun busur volkanik dalam di sistem Busur Sunda paling timur yang berasal. dari subduksi antara kerak oseanik Hindia dengan kerak oseanik yang membatasi Sundaland di sebelah tenggara –kedua pulau ini adalah a proper island arc. sedangkan pulau bali merupakan hasil dari subduksi kerak oseanik di bawah tepi kerak benua-transisi Eurasia –continental margin arc).
Batas antara kerak kontinental-transisi Eurasia dengan kerak oseanik yang
membatasi Sundaland di sebelah tenggaranya adalah Selat Lombok – sebuah selat
sangat dalam tempat Alfred Russel Wallace menaruh garis demarkasi zoogeografi
pada tahun 1869. Maka cerita tentang rumpang keanekargaman hayati antara Bali
dan Lombok, yang duduk sebelah-menyebelas terhadap garis demarkasi ini akan
sama menariknya dengan cerita tentang diskontinuitas geologi kedua pulau ini
yang duduk di dua massa kerak yang berlainan. Flores akan punya cerita tektonik yang lebih seru lagi sebab di selatan ia dihalangi oleh fragmen benua Sumba, di utara ia berhadapan dengan Flores megathrust – yang sebenarnya sebuah subduksi kerak oseanik West Banda. Cerita biogeografinya juga lebih seru dengan hadirnya sekian banyak makhluk endemic di pulau ini, dari komodo sampai Homo floresiansis. Jelas kita harus memikirkan Flores lain daripada yang lain.
Lombok dan Sumbawa pun karena posisinya paling barat sebagai pulau volkanik di Nusa Tenggara mereka paling tua umurnya sebab dari Busur Sunda ke Busur Banda cenderung material penyusunnya semakin muda bergerak ke timur. Bila kita urutkan dari kala tua ke kala muda, Pulau Lombok dan Sumbawa mempunyai sejarah sebagai berikut :
-sebelum Miosen : tak ada kedua pulau ini
-base of pre-Miocene marine rocks (belum teridentifikasi, bisa ada
bisa tidak)
-Miocene : southern volcanoes form (submarine volcanoes)
-Mio-Pliocene : sub-aerial volcanoes (makin bergerak ke utara)
-Pleistocene : coral reefs form and are uplifted; 0.2 Ma northern
volcanoes form
-0.04 Ma : Tambora’s first caldera formed
-Holocene : Central plain infills
Dapat kita lihat bahwa di kedua pulau ini terdapat dua mountain land (southern dan northern) yang terbentuk : gunung api Mio-Pliosen yang sekarang tererosi tahap tua membentuk pematang-pematang sempit tertoreh dalam, dan gununapi aktif Kuarter muda yang bentuknya masih kerucut. Ini mencerminkan perkembangan busur volkanik bagian dalam seiring dengan bergeraknya zone subduksi ke utara. Di Lombok dan Sumbawa jalur volkanik tua ada di sebelah selatan. Sisa-sisa gunungapi tua andesitik-basaltik ini misalnya Gunung Mareje (716 m) di dekat Mataram Lombok atau Gunung Sepakat dan Gunung Dinding di Sumbawa selatan. Di sekitar gunung ini dapat dipelajari dengan baik bagaimana asal dan sekuen gunung ini dalam hubungannya dengan batuan sediment yang tersingkap di sekitarnya, apakah intrusi magmatik yang menerobos batuan sediment lebih tua, apakah gunungapi tuayang di pinggirnya ditumbuhi terumbu karang, dsb.
Pengangkatan Resen terjadi sangat kuat di sebelah selatan Lombok-Sumbawa. Batugamping dan konglomerat dari gunung api tua terangkat membentuk tebing pantai, misalnya di dekat Kuta dan Blongas di Lombok selatan (bandingkan dengan pantai Uluwatu, Bali selatan – hal yang sama juga). Dataran tinggi sebelah selatan Taliwang di Sumbawa baratdaya, juga merupakan uplifted coral limestones yang dulunya tumbuh menumpu (onlap) gunungapi andesitik ke sebelah selatan dan tenggaranya.
Struktur Geologi Sunda Kecil
Telah kita ketahui bahwa Sunda Kecil yang akan kita pelajari disini merupakan suatu kepulaun di sebelah timur Pulau Jawa yang terdiri dari beberapa pulau besar misalnya Bali, Lombok, Sumbawa, dan Flores. Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium (recent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping dan dasit.
Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan. Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat), hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.
Data geologi yang disajikan untuk Pulau Lombok dari hasil pengamatan, maka dapat dikerhukakan jenis batuan yang ada di Pulau Lombok. Terdapat dua unsur geologi utama di Pulau Lombok yaitu lingkaran gunung berapi di sebelah utara dan lingkaran rendah yang sudah tua di sebelah selatan. Diantara kedua bagian ini terdapat lembah yang merupakah peralihan. Gunung berapi dilapisan bagian atasnya dan pegunungan tua di lapisan bawah dan yang paling berpengaruh adalah Gunung Rinjani, Gunung Punikan dan Gunung Nangi dibentuk oleh sedikit beresia dan larya, yang disebarkan oleh Bresia Rinjani ke arah barat dan timur.
Struktur geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah utara terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari endapan yang kemudian menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut sebagian dari batuan muncul ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur itu pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya mempunyai penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Bagian selatan lebih landai dari bagian Utara.
C.Stratigrafi Batuan di Sunda Kecil
Stratigrafi regional yang umum di Sunda Kecil berdasarkan Peta Geologi yang ada tergolong masih muda. Batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
Stratigrafi Batuan Pulau Bali Secara Umum
Geologi regional daerah telitian mengacu pada Peta Geologi Lembar Bali disusun oleh Purbo Hadiwidjojo (1971) yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Adapun urutan stratigrafinya dari muda ke tua adalah sebagai berikut :
•Endapan termuda adalah aluvium yang disusun oleh lempung pasir kerikil, merupakan pelapukan dari batuan yang lebih tua.
•Batuan Gunungapi Buyan-Bratan Purba dan Batur Purba.
•Batuan Gunungapi Jemberana yang terdiri atas lava, breksi, tufa Gunung Klatakan, Gunung Merbuk, Gunung Patas dan batuan yang tergabung berumur Kuarter Bawah.
•Formasi Asah, terdiri atas lava, breksi, tufa batu apung dengan isian rekahan bersifat gampingan, diduga berumur Pliosen.
•Formasi Prapatagung, terdiri atas batu gamping, batu pasir gampingan dan napal, diduga bertumur Pliosen.
Stratigrafi di daerah Kepulauan Alor Timur terdiri dari batuan berumur tersier yang terdiri dari batuan sedimen dan batuan vulkanik yang tidak diketahui sumber erupsinya, sedangkan batuan yang berumur kuarter terdiri dari batuan vulkanik dari beberapa sumber erupsi, batu gamping dan alluvial. Di daerah Sumbawa, stratigrafi batuan yang paling mencolok yaitu Satuan Batuan Breksi Gunungapi, Satuan Batuan Tufa dan Breksi tufa Breksi, Satuan Batuan Tufa gampingan, Satuan Batuan Batugamping, Satuan Batuan Andesit, Satuan Batuan Diorit dan Aluvial.
Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium (recent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping dan dasit. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan.
Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat), hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.